PT Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Kemudian pada tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas pabrik Indarung I menjadi 330.000 ton/ tahun. Selanjutnya pabrik melakukan transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II, III, dan IV.
Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk bersamaan dengan pengembangan pabrik Indarung V. Pada saat ini, pemegang saham Perusahaan adalah PT Semen Indonesia (Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01 %. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar 48,09% dimiliki publik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Logo PT Semen Padang (PTSP) pertama kali diciptakan pada 1910,
semasih bernama Nederlandsch Indische Portland Cement (Pabrik Semen
Hindia Belanda). Logonya berbentuk bulat, terdiri atas dua lingkaran
(besar dan kecil) dengan posisi lingkaran kecil berada di dalam
lingkaran besar. Di antara kedua lingkaran tersebut terdapat tulisan
"Sumatra Portland Cement Works". Di dalam lingkaran kecil terdapat huruf
N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch Indische Portland Cement
Maatschappij, sebuah pabrik semen di Indarung, 15 km di timur kota
Padang.
Logo itu hanya berumur 3 tahun karena pada 1913 dibuat
sebuah logo baru, meski bentuk bulat dengan dua garis lingkaran dan
kata-katanya tetap dipertahankan. Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV.
Nah, ini yang menarik: ada gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran
kecil tampak sedang berdiri menghadap ke arah kiri dengan latar panorama
alam Minangkabau. Gambar ini menggantikan posisi huruf NIPCM
sebelumnya.
Logo itu diubah lagi pada 1928. Kata Nederlandsch
Indische diubah menjadi Padang. Jadi, tulisan di antara kedua lingkaran
tersebut adalah N.V. Padang Portland Cement Maatschapij. Di bagian
bawahnya tertulis Fabrik di Indarung Dekat Padang, Sumatera Tengah, yang
ditulis dengan huruf yang lebih kecil. Wah, telah muncul bahasa Melayu,
setelah Sumpah Pemuda pada 1928. Dalam lingkaran kecil, selain gambar
kerbau, terdapat gambar seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan
sebelah kanan kerbau sambil memegang tali kerbaunya. Ada pula gambar
sebuah rumah adat, kelihatan hanya dua gonjongnya, di belakang sebelah
kanan kerbau. Panorama di latar belakang ditambah dengan lukisan Gunung
Merapi, lambang sumarak ranah Minang. Gambar kerbau tetap ditampilkan
mendominasi di lingkaran kecil tersebut.
Jepang kemudian datang
membawa perubahan, NV PPCM diganti dengan Semen Indarung. Logo PT SP
tidak diubah, kecuali perubahan tulisan dari bahasa Belanda ke bahasa
Indonesia. Demikianlah sampai Perang Kemerdekaan (1945-1949). Ada
sedikit perubahan, yaitu digantinya tulisan Semen Indarung dengan Kilang
Semen Indarung. Namun, saat Belanda kembali pada 1950, nama NVPPCM
muncul kembali.Logo PTSP dimodifikasi lagi, pada 1958, seiring dengan
kebijakan pemerintah pusat tentang nasionalisasi perusahaan asing.
Logonya yang bulat dipertahankan, tapi tulisan NV PPCM diganti dengan
Semen Padang Pabrik Indaroeng. Gambar kerbau tetap ada. Tapi tiada lagi
gambar seorang laki-laki, rumah adat, dan gambar panorama Gunung Merapi.
Penggantinya adalah gambar atap rumah gadang dengan lima gonjong di
atas gambar kerbau.
Logo PTSP diperbarui lagi pada 1970. Dua
lingkaran dihilangkan, sehingga tulisan Padang Portland Cement Indonesia
dibuat melingkar sekaligus menjadi pembatasnya. Gambar kerbau hanya
menampilkan kepalanya saja dengan posisi menghadap ke depan. Di atas
kepala kerbau dibuat pula gambar atap/gonjong (5 buah) rumah adat.
Muncul pula moto PTSP yang berbunyi "Kami Telah Berbuat Sebelum yang
Lain Memikirkan". Namun, pada 1972 logo tersebut dimodifikasi dengan
memunculkan dua garis lingkaran: besar dan kecil. Perubahan terjadi lagi
pada 1991, saat tulisan Padang Portland Cement menjadi Padang Cement
Indonesia.
Pada 1 Juli 2012, PT SP kembali melakukan
perubahan logo. Pada perubahan kali ini, PT Semen
Padang tidak melakukan perubahan yang bersifat fundamental karena brand perusahaan
tertua di Indonesia ini dinilai sudah kuat. Pergantian ini dilakukan
dengan pertimbangan, logo yang dipakai sebelumnya memiliki ciri, tanduk
kerbau kecil dan complicated
(rumit). Mata kerbau kelihatan old
(tua), gonjong dominan, dan telinga
terlihat off position. Pada logo baru disempurnakan menjadi, tanduk
kerbau menjadi besar dan
kokoh/melindungi, mata kelihatan
tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana (crown)
, dan telinga pada posisi “on”
(selalu mendengar).
Logo baru ini memiliki
kriteria dan karakter yang kokoh (identitas semen), universal (tidak
kedaerahan), lebih simpel (mudah
diingat/memorable), dan lebih konsisten (aplicable dalam ukuran
terkecil).